Rabu, 17 Juni 2015

Goodbye Legend of Eight (8)



"Selamat tinggal” merupakan sebuah kata sederhana namun sarat akan makna dan menyimpan sebuah luka mendalam. Kata tersebut selalu identik dengan sebuah akhir dari kisah manis yang terajut dalam sebuah hubungan. Perpisahan tak akan pernah lenyap dari sendi kehidupan manusia, mereka akan selalu hadir untuk menyiratkan sebuah harga yang begitu terasa istimewa dikala hubungan masih terjalin. Mengambil sedikit unsur positif dari sebuah perpisahan yaitu, menghargai sebuah hubungan sebelum kalian merasakan betapa berharganya pasangan saat kebersamaan tersebut terenggut oleh kata “akhir”.
             Tak semua “akhir” berujung pada kesedihan, karena akan tercipta kembali sebuah “awal”. Namun tak selamanya awal tersebut menyajikan suatu kebahagiaan, karena akan ada perbedaan tanpa elemen yang menyertai pada masa sebelumnya. Hal inilah yang akan dirasakan para penggemar sepakbola terutama fans dari liga terbaik dunia, English Premier League. Yah, semua orang akan fokus terhadap legenda Liverpool yang telah mengabdikan dirinya kepada publik Anfield selama 28 tahun, Steven Gerrard. Memiliki nomor punggung yang sama yaitu 8 serta permainan yang bisa dikatan cukup identik dengan Gerrard, kompatriotnya di timnas Inggris yaitu Frank Lampard juga mengakhiri masa jabatannya bermain di EPL. Bukan untuk gantung sepatu, namun hijrah ke tempat “pembuangan” mantan bintang terbaik liga Eropa, yaitu MLS (Major League Soccer) di Amerika.
            Memiliki karakter yang hampir sama, namun sayangnya nasib mereka dalam mengucapkan salam perpisahan terhadap publik Inggris sungguh berbeda. Meskipun sama-sama menyumbangkan gol bagi tim untuk terakhir kalinya, namun nasib Gerrard amatlah menyedihkan. Tim yang telah membesarkan namanya tersebut harus berlapang dada menutup kompetisi 2014/2015 dengan kekalahan telak 6-1 dari Stoke City. Sedikit angkat kepala bagi Lampard, karena tim yang dibelanya selama satu tahun terakhir yaitu Manchester City memberikan salam perpisahan manis dengan kemenangan 2-0 atas Southampton.
            Banyak pihak yang menyayangkan atas kepergian dua mantan punggawa timnas Inggris yang menjabat sebagai midfielder, harus meninggalkan tanah kelahirannya. Selain karakter permainan mereka yang cukup kuat sebagai gelandang nomor delapan, Inggris juga kehilangan sosok pemimpin lapangan, legenda hidup sepakbola yang menjadi panutan pemain muda Inggris yang kini sedang dalam krisis kepercayaan diri. Selain itu berkurangnya pemain Inggris di EPL dan dominasi pemain luar yang semakin merajalela. Hal ini tentunya sedikit merugikan bagi keadaan timnas Inggris sendiri, meskipun dua sosok panutan tersebut telah menyatakan pensiun dari timnas.
Sedikit lebih santai bahasanya, karena saya memproklamirkan diri sebagai “secret admirer”-nya Lampard, maka pembahasannya akan lebih banyak menyangkut tentang pria kelahiran Romford ini. Setelah tahun lalu perasaan emosional ini ditujukan karena Lampard keluar dari Chelsea, kali ini karena Lampard keluar dari Inggris dan merantau ke benua Amerika. Banyak ucapan maupun kenangan manis dari beberapa pemain Chelsea maupun Manchester City kepadanya. Bukan hanya itu, Lampard juga turut mengucapkan selamat kepada mantan tim yang telah dibelanya selama 13 tahun, yaitu Chelsea yang berhasil menyabet gelar juara EPL 2014/2015. Gelar ini merupakan gelar ke-3 Mourinho selama melatih Chelsea.
Baiklah, mari kita mulai drama kolosal ini dengan ucapan sekaligus salam perpisahan Lampard kepada partner setianya yaitu John Terry

“Congratulation to everyone at @chelseafc for winning the league. I’m sure you all enjoyed the celebrations yesterday and today and you deserve it! @johnterry.26 has been absolutely immense this year and every year. He is the leader and everything goes through him. It was an absolute pleasure to have played with JT and I’m delighted for him personally to get another league title even if it means he has one more than me! :p #captain #legend”
Selanjutnya kepada partner dalam urusan menjebol gawang lawan, yaitu Didier Drogba, yang tahun ini juga mengakhiri masa jabatannya di Chelsea.

“I need to talk about my mate @didierdrogba. Without him I wouldn’t have enjoyed the personal success I had at Chelsea but also the club would not have leagues and Chempions leagues titles to their name. He ALWAYS produced in the big games. He was a monster in the dressing room and a great friend away from football. It was an honour to have played with him and I wis him well in whatever his next move is. I know he still has lots to give. Thank you Didi! #legend”
Karena Lampard bukanlah tipe pemain yang berlabel “kacang lupa akan kulitnya” maka diapun mengucapkan terima kasih serta salam perpisahan manis kepada Manchester City. Tim yang memberi kepercayaan padanya untuk membuktikan kualitas permainan di Liga Inggris dengan umurnya yang terbilang tidak muda lagi.

“A huge thank you to everyone at @mcfofficial for what they did for me at the end of the game yesterday. From staff, players to all the fans at the club you have made me feel welcome from day one and it was a real pleasure to play a full season with you for the last year of my Premier League career. That send off yesterday will stay with me always.”
Agar semakin dramatis layaknya cerita pada novel bergenre roman, maka saya juga menghadirkan POV dari rekan setim Lampard di manchester City, maupun Chelsea. Oke seperti yang kalian duga POV pertama yaitu dari John Terry. Dimana dia juga menyertakan sebuah gambar yang begitu mewakili karakter Lampard selama ini


"I want to wish @franklampard good luck for what will be an emotional day tomorrow playing his final game in the Premier League and English football. HERO, LEGEND whom I had the privilege to play, train and become friends with. I feel honoured to have learned from the very best, and i want to wish you all the best with NYCFC. Good Luck mate"
John Terry on Frank Lampard (instagram)
Didier Drogbapun tak mau ketinggalan untuk membuat air mata penggemar Lampard terus mengalir. Postingan gambar di akun instagram pemain bernomor 11 ini sekaligus ucapan selamat tinggalnya kepada fans Chelsea, karena dia juga turut meninggalkan Inggris pada akhir musim ini.


"Once upon a time...!!! I let the fans finish the story @franklampard @johnterry
 Serta ucapan terima kasih dan doa kesuksesan dari klub terakhir yang dibela Lampard di Inggris Manchester City, juga turut menyertai pemain kelahiran Romford ini


"#mcfc Instagram of the Day 408: Super Frank!"


"Good luct at @nycfc Frank, and thank you from everyone at #mcfc"
 Dan sampailah saya pada penghujung cerita, bukan ujung yang sebenarnya. Karena seperti yang sudah saya sampaikan, story yang berkaitan dengan Lampard tidak akan pernah mencapai kata akhir atau ditutup dengan END. Good Luck, Super Frank!!!

~TO BE CONTINUED...~