"Selamat tinggal” merupakan sebuah kata sederhana
namun sarat akan makna dan menyimpan sebuah luka mendalam. Kata tersebut selalu
identik dengan sebuah akhir dari kisah manis yang terajut dalam sebuah
hubungan. Perpisahan tak akan pernah lenyap dari sendi kehidupan manusia,
mereka akan selalu hadir untuk menyiratkan sebuah harga yang begitu terasa
istimewa dikala hubungan masih terjalin. Mengambil sedikit unsur positif dari
sebuah perpisahan yaitu, menghargai sebuah hubungan sebelum kalian merasakan
betapa berharganya pasangan saat kebersamaan tersebut terenggut oleh kata
“akhir”.
Tak semua “akhir” berujung pada kesedihan,
karena akan tercipta kembali sebuah “awal”. Namun tak selamanya awal tersebut
menyajikan suatu kebahagiaan, karena akan ada perbedaan tanpa elemen yang
menyertai pada masa sebelumnya. Hal inilah yang akan dirasakan para penggemar
sepakbola terutama fans dari liga terbaik dunia, English Premier League. Yah,
semua orang akan fokus terhadap legenda Liverpool yang telah mengabdikan
dirinya kepada publik Anfield selama 28 tahun, Steven Gerrard. Memiliki nomor
punggung yang sama yaitu 8 serta permainan yang bisa dikatan cukup identik
dengan Gerrard, kompatriotnya di timnas Inggris yaitu Frank Lampard juga
mengakhiri masa jabatannya bermain di EPL. Bukan untuk gantung sepatu, namun
hijrah ke tempat “pembuangan” mantan bintang terbaik liga Eropa, yaitu MLS
(Major League Soccer) di Amerika.
Memiliki
karakter yang hampir sama, namun sayangnya nasib mereka dalam mengucapkan salam
perpisahan terhadap publik Inggris sungguh berbeda. Meskipun sama-sama
menyumbangkan gol bagi tim untuk terakhir kalinya, namun nasib Gerrard amatlah
menyedihkan. Tim yang telah membesarkan namanya tersebut harus berlapang dada
menutup kompetisi 2014/2015 dengan kekalahan telak 6-1 dari Stoke City. Sedikit
angkat kepala bagi Lampard, karena tim yang dibelanya selama satu tahun
terakhir yaitu Manchester City memberikan salam perpisahan manis dengan
kemenangan 2-0 atas Southampton.
Banyak
pihak yang menyayangkan atas kepergian dua mantan punggawa timnas Inggris yang
menjabat sebagai midfielder, harus meninggalkan tanah kelahirannya. Selain
karakter permainan mereka yang cukup kuat sebagai gelandang nomor delapan,
Inggris juga kehilangan sosok pemimpin lapangan, legenda hidup sepakbola yang
menjadi panutan pemain muda Inggris yang kini sedang dalam krisis kepercayaan
diri. Selain itu berkurangnya pemain Inggris di EPL dan dominasi pemain luar
yang semakin merajalela. Hal ini tentunya sedikit merugikan bagi keadaan timnas
Inggris sendiri, meskipun dua sosok panutan tersebut telah menyatakan pensiun
dari timnas.
Sedikit lebih santai bahasanya, karena saya
memproklamirkan diri sebagai “secret admirer”-nya Lampard, maka pembahasannya
akan lebih banyak menyangkut tentang pria kelahiran Romford ini. Setelah tahun
lalu perasaan emosional ini ditujukan karena Lampard keluar dari Chelsea, kali
ini karena Lampard keluar dari Inggris dan merantau ke benua Amerika. Banyak
ucapan maupun kenangan manis dari beberapa pemain Chelsea maupun Manchester
City kepadanya. Bukan hanya itu, Lampard juga turut mengucapkan selamat kepada
mantan tim yang telah dibelanya selama 13 tahun, yaitu Chelsea yang berhasil
menyabet gelar juara EPL 2014/2015. Gelar ini merupakan gelar ke-3 Mourinho
selama melatih Chelsea.
Baiklah, mari kita mulai drama kolosal ini dengan
ucapan sekaligus salam perpisahan Lampard kepada partner setianya yaitu John
Terry
“Congratulation
to everyone at @chelseafc for winning the league. I’m sure you all enjoyed the
celebrations yesterday and today and you deserve it! @johnterry.26 has been
absolutely immense this year and every year. He is the leader and everything
goes through him. It was an absolute pleasure to have played with JT and I’m
delighted for him personally to get another league title even if it means he
has one more than me! :p #captain #legend”
Selanjutnya kepada partner dalam urusan menjebol
gawang lawan, yaitu Didier Drogba, yang tahun ini juga mengakhiri masa
jabatannya di Chelsea.
“I
need to talk about my mate @didierdrogba. Without him I wouldn’t have enjoyed
the personal success I had at Chelsea but also the club would not have leagues
and Chempions leagues titles to their name. He ALWAYS produced in the big
games. He was a monster in the dressing room and a great friend away from
football. It was an honour to have played with him and I wis him well in
whatever his next move is. I know he still has lots to give. Thank you Didi!
#legend”
Karena Lampard bukanlah tipe pemain yang berlabel
“kacang lupa akan kulitnya” maka diapun mengucapkan terima kasih serta salam
perpisahan manis kepada Manchester City. Tim yang memberi kepercayaan padanya
untuk membuktikan kualitas permainan di Liga Inggris dengan umurnya yang
terbilang tidak muda lagi.
“A
huge thank you to everyone at @mcfofficial for what they did for me at the end
of the game yesterday. From staff, players to all the fans at the club you have
made me feel welcome from day one and it was a real pleasure to play a full
season with you for the last year of my Premier League career. That send off
yesterday will stay with me always.”
Agar semakin dramatis layaknya cerita pada novel
bergenre roman, maka saya juga menghadirkan POV dari rekan setim Lampard di
manchester City, maupun Chelsea. Oke seperti yang kalian duga POV pertama yaitu
dari John Terry. Dimana dia juga menyertakan sebuah gambar yang begitu mewakili karakter Lampard selama ini
"I want to wish @franklampard good luck for what will be an emotional day tomorrow playing his final game in the Premier League and English football. HERO, LEGEND whom I had the privilege to play, train and become friends with. I feel honoured to have learned from the very best, and i want to wish you all the best with NYCFC. Good Luck mate"
John Terry on Frank Lampard (instagram)
Didier Drogbapun tak mau ketinggalan untuk membuat air mata penggemar Lampard terus mengalir. Postingan gambar di akun instagram pemain bernomor 11 ini sekaligus ucapan selamat tinggalnya kepada fans Chelsea, karena dia juga turut meninggalkan Inggris pada akhir musim ini.
Dan sampailah saya pada penghujung cerita, bukan ujung yang sebenarnya. Karena seperti yang sudah saya sampaikan, story yang berkaitan dengan Lampard tidak akan pernah mencapai kata akhir atau ditutup dengan END. Good Luck, Super Frank!!!
Didier Drogbapun tak mau ketinggalan untuk membuat air mata penggemar Lampard terus mengalir. Postingan gambar di akun instagram pemain bernomor 11 ini sekaligus ucapan selamat tinggalnya kepada fans Chelsea, karena dia juga turut meninggalkan Inggris pada akhir musim ini.
"Once upon a time...!!! I let the fans finish the story @franklampard @johnterry
Serta ucapan terima kasih dan doa kesuksesan dari klub terakhir yang dibela Lampard di Inggris Manchester City, juga turut menyertai pemain kelahiran Romford ini
"#mcfc Instagram of the Day 408: Super Frank!"
"Good luct at @nycfc Frank, and thank you from everyone at #mcfc"
~TO BE CONTINUED...~