Minggu, 09 Agustus 2015

Yakin Siap Nikah...?

Beberapa waktu lalu, tidak tapi akhir-akhir ini perbincangan yang semakin sering dibahas adalah masalah pernikahan. Oke, tidak menyalahkan mereka yang seringkali mengangkat topik ini saat berkumpul dengan saudara maupun kawan. Bahkan grup yg berisi kawan lama, alumni smp atau sma juga membicarakan hal ini. Itu semua tak lepas karena umur kita yang semakin bertambah, serta banyaknya kawan sebaya yg sudah membina rumah tangga. Iri...? Pasti, namun dalam konteks positif. Karena melihat teman sebaya sudah berani mengambil langkah yang cukup berani untuk bertanggung jawab atas diri sendiri dan keluarga kecilnya kelak. Selain itu, apa yang telah dan nantinya akan mereka lakukan telah mendapatkan ridho Allah, dan akan selalu dijanjikan rezeki yang melimpah. Aamiin.
Kembali ke persoalan galau karena belum menikah. Sebelum kalian galau alangkah baiknya kalian berkaca dan bertanya kepada diri sendiri, "Apakah kamu (saya) sudah siap menikah?" Dan berpikirlah secara mendalam tentang segala rintangan yang akan ditempuh dalam kehidupan berumah tangga. Atau pertanyakanlah pada dirimu sendiri, siapkah kamu mengabdi kepada suami untuk wanita, dan siapkah kamu bertanggung jawab atas kesalahan serta kebutuhan istri dan keluarga bagimu kaum pria?
Masih banyak pertanyaan lain yang patut kalian pertanyakan. Siapkah kalian mencurahkan segala waktu hanya untuk keluarga, dengan mengurangi intensitas pertemuan dengan teman sepermainan? Siapkah kalian menjaga hati, mata, pikiran dan tubuh hanya untuk pasangan halalmu? Karena sebuah janji yang telah kalian ucapkan bersama dihadapan para saksi kepada Dia, Tuhanmu? Karena pertangunggjawaban pada Tuhanlah yang cukup berat.
Siapkah kalian menghadapi cobaan yang siapapun tidak akan pernah menginginkannya, namun Tuhan memberikannya pada manusia terpilih. Gagalnya mendapat momongan disaat begitu menantikan kehadirannya. Keguguran disaat penantian tersebut tiba, karena Tuhan lebih menyayangi calon janin tersebut. Kemudian masalah finansial, gangguan pekerjaan, datangnya orang ketiga yang bersiap mengguncang kedamaian rumah tangga. Naudzubilla.... Itu semua hanya sebagai perumpamaan, agar kalian memikirkan kembali, hal apa yang kalian risaukan selama ini.
Segala sendi kehidupan memang tak akan pernah lepas dari namanya cobaan Tuhan, namun bagaimana kita bisa menyikapinya dan tetap berusaha dan mempercayakan segalanya pada Tuhan, maka semuanya akan terselesaikan.
Tetaplah kalian berpikir positif, bagi yang sudah punya pasangan namun belum berani melamar secara resmi atau belum bisa menerima ajakan menjadi halal pasangan, tetap berpikirlah positif. Karena semua ini hanyalah awal untuk kalian menapaki kehidupan selanjutnya. Jangan pernah berpikir, pasangan tidak serius karena tidak segera melamar, bisa saja semua itu dilakukannya karena ingin membahagiakanmu kelak. Karena dia tau, kalian hidup berkecukupan dalam artian cukup mendapatkan perhatian dan perlakuan istimewa dari orangtuamu, merekapun juga ingin nantinya menjadi orang pertama yang mendapat senyum terbaikmu serta ucapan "terima kasih sayang" karena membuatmu layaknya Ratu dikerajaan cintanya. Meskipun tetap keberadaan orangtua dalam hatimu tak akan pernah terganti dengan apapun.
Jangan beranggapan dia yang tak segera menerima lamaran atau ajakan halalmu itu karena ragu dan memiliki orang istimewa lainnya. Mereka pun juga sama ingin mempersiapkan segalanya yang terbaik agar bisa menjadi istimewa dihadapamu. Kau yang selalu mendapat perhatian dari Ibumu, wanitamu ini juga ingin membahagiakanmu dan membuat bangga ibumu mendapatkan menantu sepertinya. Dan menjadi panutan kala telah menyandang gelar seorang Ibu.
Tak ada yang salah dengan menunda secara sengaja ataupun tidak sebuah pernikahan, selama kalian tetap berdoa dan mempersiapkan diri menjadi pribadi yang lebih baik untuk saatnya nanti. Menyegerakan sebuah pernikahan juga adalah hal yang sangat mulia dihadapan Tuhan, dengan catatan ingatlah selalu janjimu dihadapanNya, demi menghindari perbuatan nista yang akan menodai mahligai perkawinanmu.
Jangan khawatir untuk para single, Tuhan terlalu baik untuk kalian, jadi tunggulah kejutannya. Sembari menanti kejutan Tuhan, alangkah baiknya jika kita menyiapkan diri dengan menjadi sosok pribadi lebih baik untuk menyambut kejutan tersebut.
Sebelum kalian benar-benar harus fokus terhadap keluarga, masih banyak kegiatan positif menanti kalian, atau paling tidak hiburan untuk diri sendiri. Istilahnya anak sekarang, nyenengin diri sendiri seperti travelling, menghabiskan waktu bersama keluarga, teman memperluas relasi. Khusus untuk memperluas relasi, hal ini nantinya juga bisa membantu ketika saatnya tiba untuk kalian melangkah ke pelaminan. Siapa yang tau jika kalian bisa mengenal pemilik WO terbaik dikota tersebut, dan mendapatkan potongan harga untuk paket pernikahan kalian, lumayan bukan? Atau ajakan kerjasama yang dapat menguntungkan kedua belah pihak, dan dapat menambah pundi-pundi keuangan yang dapat meningkatkan pendapatan finasial untuk ekonomi keluargamu kelak. Who knows...

Jadi bersabarlah, dan bertanyalah serta jawablah sejujurnya apa yang dikatakan hatimu yang paling dalam tentang arti sebuah kesiapan menghadapi apa yang disebut pernikahan. Karena sebuah pernikahan bukanlah seperti yang tertulis dikebanyakan novel roman, yang bisa dipermainkan, dibuat seperti sebuah kontrak, dan diakhiri begitu saja hanya karena sebuah perkara sepele. Pernikahan terlalu berharga untuk disejajarkan dengan semua itu, maka buatlah dirimu berharga untuk melengkapi sebuah kewajibanmu sebagai manusia dihadapan Tuhan dengan pernikahan yang sebenar-benarnya. Tak ada salahnya sebelum menikah kalian membaca bagaimana cara, atau kiat-kiat supaya pernikahan menjadi lebih bahagia seiring bertambahnya usia, demi menghindari sebuah kata perpisahan.
Untuk yang telah dan akan segera menikah, semoga kebahagiaan selalu menyertai kalian.


Nb: Ditulis atas opini pribadi, jika ada kesalahan mohon koreksi dan kritiknya. Terima kasih