Title : Scandal in Belgravia
Director : Paul McGuigan
Cast : Benedict Cumberbatch, Martin Freeman, Mark
Gatiss, Lara Pulver, Una Stubbs, Rupert Graves, Andrew Scott, Louise Brealey
Rating IMDb : 9.5/10
Duration : 89 minutes
Genre : Crime, Drama, Mystery
Country : UK
|
Pic 1 : Sherlock Holmes & Irene Adler |
Pertama kali nge-post
di blog soal film dan coba menghilangkan kesan kaku dari bahasa yang biasa
saya pakai kalo nge-post soal
sepakbola. Jika tetap ada bahasa yang terkesan kaku ditengahnya, yaudah sih
berarti itu khasnya saya. Dan saya peringatkan review film ini juga terdapat
spoiler, jadi buat kalian yang belum nonton (saya yakin sudah semua) dan gak
pengen rasa penasarannya hilang mending gak usah baca lanjutannya.
Saya tidak akan membandingkan cara berperan antara
Sherlock Holmes movie vs Sherlock Holme BBC yaitu Robert Downey Jr vs Benedict
Cumberbatch maupun Irene Adler yaitu Rachel McAdams vs Lara Pulver. Karena
karakter mereka mempunyai ciri khas masing-masing yang melekat di benak
penggemar.
Oke, film pertama yang akan saya review adalah Scandal
in Belgravia yang disutradarai oleh Paul McGuigan. Ini adalah episode pertama
dari seri kedua Sherlock Holmes versi BBC. Bagi penikmat film detektif melihat
ketegangan dalam penyelesaian kasus sepanjang tayangan ini tidaklah terlihat
istimewa. Namun bagi saya yang sangat istimewa disini adalah interaksi antara
Sherlock dan wanita kriminal yang diam-diam mencuri hati si detektif, yap Irene
Adler.
Di seri sebelumnya Sherlock dikenal sebagai pribadi
yang cukup menyebalkan, karena beberapa untaian kalimat yang keluar dari
mulutnya selalu membuat kuping lawan bicaranya panas, John Watson telah
membuktikannya. Di seri ini Watson sepertinya berada pada puncak kekesalan, dan
melampiaskannya. Saat Sherlock memintanya untuk memukul wajah (caper dia mau
ketemu sama Irene Adler), tanpa diminta untuk kedua kalinya, Watson langsung
menyarangkan pukulan di wajah Sherlock.
Bosan melihat wajah detektif yang begitu datar, coba
lihat ekspresinya di episode ini. Wajah terkejutnya saat bertemu Irene Adler
pertama kali, that is priceless
antara campuran kaget, bingung, mau berhenti akting, sama setengah nafsu. Yah,
karena Adler memakai pakaian perangnya di hadapan Sherlock yaitu, telanjang.
Masih di scene dengan latar yang sama yaitu kediaman Adler, wajah “tidak
terima” Sherlock terlihat saat dirinya dikalahkan Adler hanya dengan sebuah
suntikan.
|
Pic 2 : Irene Adler saat bertemu Sherlock pertama kali |
Beranjak ke scene dengan sedikit rasa sentimentil,
scene dengan sedikit emosi akibat percikan gairah cinta antara Sherlock dan
Adler. Dimana Adler memalsukan kematiannya dan Sherlock seolah mempercayai
kebohongan tersebut sebagai sebuah kebenaran. Kesedihan akan kehilangan
sesorang begitu tersirat di wajahnya saat Mycroft (kakak Sherlock Holmes) mulai
menawarkan sebatang rokok dihadapannya.
Wajah yang dinanti semua penggemar yaitu P E N A S A R
A N mulai tampak saat Sherlock memutar otak untuk menemukan password pembuka camera phone milik
Adler yang dititipkan pada Sherlock di malam natal. Sherlock hanya memiliki 4
kesempatan. Di kesempatan pertama kode yang dimasukkan 1895, kode tersebut
merupakan angka yang tertera di bloh Watson sebagai jumlah viewer. Sherlock merasa angka tersebut sengaja dibuat oleh
seseorang sebagai clue, karena jumlah
viewer blog yang tiba-tiba berhenti
namun nyatanya semua prediksinya salah.
Percobaan kedua adalah saat Sherlock mencoba untuk
melihat komponen yang dalam camera phone
tersebut dengan melakukan scanning.
Dia teringat jika barang tersebut dikirim di flatnya dengan nomor yang tertera
di pintu (nomor legendaris) yaitu 221B, namun nyatanya masih salah.
Percobaan ketiga dan ini menjadi scene favorit saya
adalah saat bersama Adler, karena keduanya seperti unjuk kebolehan dalam
memamerkan kepintarannya. Jargon yang selalu diulang dalam episode ini yaitu “Brainy is the new sexy”. Oh ya Adler
kembali muncul dihadapan Sherlock setelah dia ketahuan bahwa dia hanya
memalsukan kematiannya. Sherlock memberikan camera
phone tersebut pada Adler dan Adlerpun mulai memasukkan kode pembuka,
teeeeet kodenya salah. Sherlock pun mengeluarkan camera phone yang asli dan memasukkan kode yang telah dimasukkan
oleh Adler (Sherlock ngamatin gerak tangannya Adler doang padahal, tapi dia mah
tau Adler mencet tombol mana aja. Sakti mah dia). Namun nyatanya, Adler lebih
pintar karena hafal dengan barang miliknya, Adler telah mengetahui bahwa camera phone pertama yang diberikan
Sherlock padanya adalah palsu.
Watson yang menyaksikan romansa tersebut seakan muak
dan menginterupsi dengan kata “Hamish”.
Dua orang yang memiliki IQ diatas rata-rata ini tentunya bingung, dengan
perkataan Watson, saat tau apa artinya mereka coba berkelit.
Dan pada akhirnya Sherlock tetap keluar sebagai
pemenang (yaiyalah, dia kan pemeran utamanya) setelah Adler coba meremehkan
kemampuannya di hadapan Mycroft. Sherlock sadar betul jika Adler begitu
menyukai sesuatu hal yang sangat pribadi untuk dijadikan kode pengaman, dan
karena camera phone ini dianggap
sebagai hidupnya oleh Adler maka dengan mudah Sherlock memecahkan misteri
tersebut. Mengingat beberapa waktu yang telah mereka habiskan bersama, Sherlock
tau bahwa Adler memiliki ketertarikan berlebih pada dirinya, terbukti saat
pupil mata Adler melebar kala berhadapan dengan Sherlock, dan nadi yang
berdenyut dua kali lebih cepat saat mereka melakukan skinship. Akhirnya diketahuilah passwordnya adalah I AM SHER
LOCKED (yang saya garis bawahi itu yah kodenya).
|
Pic 3 : Kode pengaman camera phone milik Irene Adler |
Namun masalah utama yang dihadapi Sherlock bukan
tentang mecahin kode keamanan/password
camera phone-nya Adler aja, masih ada
yang lebih berat. Nah kalo kalian penasaran (buat yang belum nonton), coba deh
langsung ikutin serialnya. Sekalian cari tahu gimana kelanjutan hubungan asmara
antara Sherlock Holmes “detective with the funny hat” sama Irene Adler “The
Woman – the Dominatrix”. Terutama yang episode ini, karena kalian bakal nemuin
sesuatu yang berbeda dari Sherlock Holmes yang biasanya.
~END~