Sabtu, 28 Juni 2014

Zona 16 Besar

Grup A: Brasil, Meksiko                             Grup E: Prancis, Swiss
Grup B: Belanda, Chile                               Grup F: Argentina, Nigeria
Grup C: Kolombia, Yunani                           Grup G: Jerman, USA
Grup D: Kosta Rika, Uruguay                     Grup H: Belgia, Algeria

Itulah nama-nama peserta yang masuk pada babak 16 besar Piala Dunia 2014, bagi saya sedikit mengecewakan meskipun banyak pihak yang mengatakan ini sebuah kejutan. Mengecewakan karena tim favorit saya seperti italia dan inggris harus tersingkir dan pulang lebih awal ke negaranya. Sedangkan dikatakan mengejutkan karena nama-nama seperti Kosta Rika, Algeria, Nigeria dan Swiss yang sama sekali tidak menjadi unggulan malah bersanding dengan nama-nama besar di babak ini.

Pict 1: Timnas Brasil merayakan kemenangan atas Kamerun
Pertandingan terakhir yang terjadi di grup A adalah kemenangan Brasil 1-4 dari Kamerun, terlihat sekali Brasil begitu menginginkan kemenangan demi menghindari Belanda. Aktornya adalah Neymar 2x mencetak gol, Fred dan Fernandinho. Sedangkan runner up grup A, Mexico menang telak atas Kroasia 1-3 gol dari R. Marquez, Guardado dan Chicharito

Grup B menampilkan pertandingan yang cukup menegangkan sebab, Belanda dan Chile yang dipastikan lolos pada pertandingan ke-2 memperebutkan juara grup. Keberuntungan  berpihak pada Belanda dengan kemenangan 2-0, ini artinya Belanda berhasil sapu bersih Fer dan Depay merupakan pahlawan kemenangan Belanda kala itu. Juara bertahan Spanyol tak ingin pulang dengan tangan hampa, di akhir laga mereka berhasil menekuk Australia, 3-0. Torres menyumbangkan golnya bersama Villa dan Mata.

Hampir sama dengan Brasil, Kolombia memastikan kemenangan di pertandingan ketiga dengan skor telak 1-4 atas Jepang. Martinez mencatatkan 2x namanya di papan skor, Quadadro dan Rodriguez saling menyumbangkan 1 gol bagi kemenangan Kolombia. Pantai Gading yang bermain impresif diawal harus kembali menelan kekalahan 2-1 atas Yunani, merekapun harus merelakan Yunani yang menemani Kolombia ke babak selanjutnya. Yunani patut berterima kasih kepada Samaras dan Samaris sebagai tokoh protagonis dalam pertandingan tersebut.

Di grup neraka banyak spekulasi antara Italia, Inggris atau Uruguay yang lolos 16 besar, namun malah Kosta Rika yang pertama kali melangkah ke babak selanjutnya setelah menekuk Italia di pertandingan kedua. meskipun di pertandingan terakhir melawan Inggris mereka hanya bermain imbang 0-0, namun mereka tetap menjadi pemuncak klasemen. Sedangkan Italia yang lebih diharapkan menemani Kosta Rika, harus mengakui keunggulan Uruguay 1-0 berkat gol Godin.

Prancis yang tampil sangat agresif hanya bisa bermain seri 0-0 di pertandingan terakhir penyisihan grup melawan Ekuador. Sedangkan penentuan antara Swiss dan Honduras berlangsung sangat seru, demi memastikan lolos Swiss bermain menyerang sejak awal dan mereka patut bangga memiliki sosok gelandang seperti Xherdan Shaqiri yang dapat memecah kebuntuan dan berhasil menciptakan hattrick di laga yang berakhir 3-0 tersebut

Tidak perlu diragukan lagi kali ini mengenai kemampuan Messi, berkat permainannya yang luar biasa dia berhasil membawa Argentina lolos babak selanjutnya dan menjadi juara grup F. Hampir sama dengan grup B, di grup ini juara dan runner up grup saling berhadapan Argentina dan Nigeria dan berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan Argentina kemenangan tersebut berkat 2 gol Messi dan Rojo, sedangkan gol Nigeria dicetak oleh Musa. Sedangkan Bosnia sebagai satu-satunya wakil Eropa di grup tersebut berhasil mengakhiri pertandingan dengan kemenangan 3-1 atas Iran, berkat gol Dzeko, Pjanic dan Vrsajevic.

Selanjutnya di grup neraka lainnya, Jerman keluar sebagai juara grup setelah memastikan kemenangan atas Usa 1-0 berkat gol Muller. Sedangkan tim yang menggunakan teknik "Ronaldo-sentris" yaitu Portugal harus puas berada ditempat ketiga setelah menekuk Ghana 2-1, berkat gol CR7 dan 1 gol bubuh diri. Sejatinya dengan kemenangan ini Portugal memiliki poin sama dengan USA, namun mereka kalah selisih gol dan harus merelakan  USA melenggang ke babak 16 besar.

Di grup terakhir yaitu H, tim kuda hitam belgia berhasil menyapu bersih kemenangan, mereka berhasil menang tipis 1-0 atas Korea dipertandingan terakhir berkat gol Vertonghen. Sedangkan Algeria sukses menemani Belgia usai bermain imbang dengan Rusia 1-1.

Dan untuk pertandingan di babak 16 besar nanti adalah
Brasil vs Chile; Belanda vs Meksiko; Kolombia vs Uruguay; Kosta Rika vs Yunani; Prancis vs Nigeria; Argentina vs Swiss, Jerman vs Algeria; Belgia vs USA
Jadwal jam tayangnya di TV, bisa cek Jadwal Lengkap 16 Besar Piala Dunia 2014

~END~

Jumat, 27 Juni 2014

Histeria Leonardo "Bonny" Bonucci

Membingungkan, yah sangat membingungkan sebagai fans AC. Milan tapi saya begitu menggilai sosok Leonardo Bonucci. Keberadaannya di timnas Italia sejak 2010 tidak terlihat oleh mata saya, tersadar kehadirannya saat pertemuan Juventus dan Chelsea di liga Champions. Selain Frank Lampard yang membuat terbelalak, pria berkepala botak bukan botak sebenarnya tapi polos yang sedikit berambut hahaha cukup mengalihkan perhatian.
Pict 1: Leonardo Bonucci
Jika dilihat seksama ada kemiripan antara Bonucci dan Lampard, ini yang mungkin menarik untuk saya, satu tipe *serius saya tersenyum dan merasa otak saya sedikit gila menulis hal ini*. Kemiripannya saat mereka hampir sama-sama botak. Jika memiliki rambut kemiripan itu tidak kentara, Lampard memiliki wajah sedikit berbentuk bulat hati, sedangkan Bonucci terksesan lonjong.

Pict 2: Bonucci dan Lampard ada kemiripan diantara keduanya
Pernah dengar kan hal gila yang dilakukan para fans terhadap idolanya? Yah itu pernah saya lakukan, tidaaaaaaaak saya tidak mendatanginya langsung ke Italia mana ada uang buat kesana. Nama akun twitter sempat berganti menjadi Martina Maccari, siapa dia? Dia adalah istri dari lelaki bernama Bonucci. Parahnya saya pernah mention Bonucci, dengan nama akun yang belum saya ganti, bayangkan saja ketika dia membaca dan melihat wajah saya kemudian membandingkan dengan wajah istrinya. Oooooh for God sake.

Sampai-sampai saya menyempatkan waktu melihat pertandingan Juventus dikala jam pertandingan sama dengan Milan. Pengkhianat? terserah apa sebutan kalian bagi saya, Milan adalah tim favorit saya, semenjak Ambrosini dan Pirlo terdepak dari skuad belum ada pemain yang menjadi idola tersendiri disana, namun saya tetap fans mereka sebagai tim. Lain halnya dengan fans pribadi dari sosok Bonucci hahaha :D

Sempat terpikir, saya ingin membeli jersey Milan, dan memasang nomor keberuntungan saya dipunggung yaitu 26. Untuk namanya jelas bukan Kresna atau Kusuma seperti yang sering saya gunakan di kostum basket saya. Mrs. Bonucci, bagaimana jika nama ini yang terpampang? Mungkin bukan hanya fans Milan yang akan marah, namun para fans wanita dari Juventus dan Bonucci akan segera melemparkan apa saja yang berada didekat mereka kepada saya.

Tersiar kabar yang membuat saya histeris, jika pada awal musim Juventus akan mendatangi Indonesia. Serius saya ini gak kepo, tapi kawan twitter juga banyak juventini, banyak seliweran pembicaraan mereka tentang hal ini. Dan bayangan sosok Bonucci berada di Indonesia, melihatnya latihan di stadion Gelora Bung Karno kali yah, biasanya kan disana. Kemudian mendapatkan izin untuk sekedar meet and greet, entahlah apa yang akan terjadi dengan saya, pingsan ditempat dan ketika bangun sudah berada ruang UGD karena ternyata juga mendapat serangan jantung mendadak (astaga naudzubillah).
Jika saya mempunyai keberanian berlebih, saya akan melakukan hal gila seperti seorang ana di Brasil yang berani masuk lapangan saat timnas Italia berlatih. Anak ini berjenis kelamin pria, dia menghampiri Bonucci yang terlihat jogging bersama skuad, dan memaksa untuk meminta kaos yang dikenakan Bonucci. Shit, dia pria mengidolakan Bonucci, mungkin Bonny memang pantas menjadi imajinasi khalayan seorang gay. Saya benar-benar iri, tidak hanya melepaskan kaosnya saja, Bonucci pun sempat menggosok-gosokkan tangannya pada kepala bocah tersebut



Betapa beruntungnya dia melakukan hal itu dan disambut dengan baik oleh Bonucci, juga seluruh punggawa Italia. Kalian bisa melihatnya di video yang sudah saya upload, itu dari youtube. Tulisan ini mengantarkan malam ini, dan segeralah saya beranjak ke atas tempat peraduan mimpi. Selamat malam, buona notte :))

~END~

¼ - nya Aku, Tentang Sepakbola

Entahlah aku harus memulai tulisan ini darimana, hati ini terlalu bimbang untuk menuliskan segala kemalangan dan juga kesedihan yang terjadi sekitar tiga hari yang lalu. Tepatnya pada tanggal 24 Juni 2014, dimana aku menjadi salah satu pagar ayu pada nikahan suadaraku, yah singkatnya dia adalah tanteku. Bukan, bukan kemalangan karena aku harus memaksa wajahku yang terbiasa tanpa make up ini dijejali begitu banyak bedak, eye shadow, eye liner, lipstick atau alat make up lainnya yang aku tidak tahu harus menyebutnya apa. Tapi itu menjadi salah satu kemalanganku kala itu, aku bukanlah tipe wanita yang gemar mendandani wajah dan memoles wajah dengan ketebalan bedak sekitar 5cm. Tapi itu sebuh kewajiban untuk tampil berbeda dalam sebuah acara sakral pernikahan.

Bukan hanya berhenti pada make up yang membuatku hampir menahan napas selama proses merias akibat begitu banyak jenis bedak yang harus disapukan pada wajahku ini. Sanggul jawa itu juga cukup menyiksaku, dan sampai sekarangpun beratnya terasa masih menggelayut dikepalaku. Bisa kalian bayangkan seberapa besar sanggul jawa yang harus tertempel dibelakang kepalaku yang terlalu sensitif. Iya sensitif, apapun yang terjadi dikepalaku bagian belakang pasti akan membuatnya terasa pening. Sanggul itu terpasang cukup kuat kurang lebih sekitar 7 jam.

Siksaan tak berhenti hanya disitu saja, sekarang urusan kaki. Sadar akan tubuhku yang super mini, dalam artian tidak terlalu tinggi. Jika bicara soal berat badan tidak bisa dikatakan mini juga, karena aku merasa berat badan ini terlalu melebihi standart yang kubuat sendiri. Dengan tingginya badanku, aku harus memakai ganjalan pada kakiku, lebih menyiksanya lagi aku harus menggunakan heels dengan tinggi 12cm, cukuplah menyembunyikan kekuranganku. Namun dampaknya membuat kaki dan badanku cukup pegal untuk menahan keseimbangan tubuh dan juga berat pada kepalaku, yang sedari tadi sudah sering tersangkut pajangan janur kuning pada gerbang.

Oooooh God, sampai kapan penderitaan ini berakhir? Ketika adik tanteku yang menikah ini menghampiriku lebih baik kusebutkan dengan Oom saja, serasa sebuah anugerah menghampiri. Aku minta izin untuk melepaskan segala siksaan ini, beliaupun mengijinkan. Dengan seluruh daya yang ku punya segera kulepaskan sanggul jumbo ini tentunya dengan bantuan ibuku, dan segera mengganti pakaian dengan gayaku dalam acara yang sedikit formal. Yap litle black dress, no black but brown dan dibalut cardigan dari bahan denim, sedikit membuatku lebih nyaman meskipun tetap menggunakan sepatu hak tinggiku itu lagi.

Sekitar pukul 10 aku mulai membereskan diriku yang penuh bedak tebal dan mata yang mulai berair karena terlalu lama memakai bulu mata palsu. Itu sangat menyiksa, bayangkan saja mata ini terasa begitu berat. Sekarang aku tahu, apapun yang palsu itu tidak nyaman. Setelah mendapati diriku yang cukup bersih dari segala sesuatu, kini saatnya memanjakan diri, memanjakan mata lebih tepatnya untuk menyaksikan sepakbola, inilah hiburanku saat ini. Namun ini juga yang menimbulkan kemalanganku selanjutnya.

Aku adalah orang baru di dunia sepakbola, berbeda dengan kakak perempuanku yang mengerti betul tentang sepakbola yang memberikan pengaruh begitu banyak soal dunia sepakbola. Aku baru menyukai dan menikmati tontonan dewasa ini, kenapa dikatakan dewasa? (melihat para pemainnya yang begitu menawan membuatku menjadi wanita dewasa sebelum waktunya) saat saya berumur sekitar 10-11 tahun, yah kira-kira tahun 2000an lah. Sepakbola seakan menghipnotisku, ketika tim favorit menang kesenangan mereka akan terbawa ke kehidupanku, dan saat kalah berhati-hatilah wahai orang terdekatku atas moodku yang tak dapat dikendalikan.

Hal itu pertama kali terjadi saat final Piala Dunia 2002, dimana pertandingan antara Brazil vs Jerman. Kali ini Jerman adalah tim favoritku, namun ternyata mereka harus menelan kekalahan meskipun kiper yang begitu aku idolakan bermain cukup bagus, namun dia tak cukup bagus menghalau tendangan yang berbuah gol dari Ronaldo (bintang Brazil kala itu). Kekalahan 2-0 yang sangat menyakitkan bagiku, terdengar alay memang dan lebih parahnya aku mogok makan karena aku seakan merasakan kesedihan timnas Jerman, aku sendiri bukannya mogok makan sih tapi lebih kepada tidak nafsu makan.

Dan semua yang terjadi padaku ditahun 2002 itu terulang kembali, tepat tiga hari yang lalu kala aku harus menerima kenyataan bahwa Italia harus pulang dengan hanya satu kemenangan di Piala Dunia 2014. Mungkin kalian bingung, siapa sebenarnya tim bola favoritku, untuk urusan klub sudah tertulis jelas di biodataku yap AC. Milan dan Chelsea FC, nantinya akan ada postingan bagaimana bisa aku mengidolakan dua klub tersebut. Untuk urusan timnas, selain Indonesia sebagai anak bangsa harus dan wajib mendukung negara sendiri, aku lebih memilih Italia, Jerman dan Inggris sebagai prioritas.

Italia, aku pernah mendengar dari seruan saudara Italia merupakan tempat atau bisa saya katakan gudang bagi pria-pria berwajah menawan. DAn hal tersebut tertulis juga dalam buku Komunikasi Lintas Budaya karangan Deddy Mulyana, kalo saya tidak salah cover dari buku ini bewarna biru mengatakan "tukang sapu dan supir taksi di Italia sanapun sangatlah tampan cocok untuk dijadikan seorang model". Dengan kata lain, begitu banyaknya makhluk seperti itu berceceran disana. Bicara soal sepakbola, mungkin mereka sangatlah rapi dan solid dalam bertahan, namun tidak untuk timnasnya saat ini.

Jerman, mereka adalah spesialis turnamen, meskipun dalam dekade terakhir belum bisa mempersembahkan trophy internasional tapi permainan mereka sangatlah mengibur. Mulai dari penyerangan, permainan lini tengah yang rapi namun tetap menampilkan permainan yang berani dan cenderung terbuka. Mereka terkenal dengan timnas paling sportif dalam sebuah turnamen, terbukti hanya sedikit kartu kuning maupun merah yang mereka dapatkan. Lihatlah defender kawakan Philipp Lahm, selama karir profesionalnya sebagai bek, tak satupun dia pernah mendapatkan kartu merah. Dia pun mengatakan aku hanya bermain sepakbola, dia tak menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sebuah trophy dengan mencederai pemain lawan.

Inggris, apa yang salah dengan Inggris meskipun penampilannya sangat kurang memuaskan dalam turnamen internasional meskipun disisi lain liganya adalah salah satu liga terbaik di dunia. Mengerti tentang luar negeri, Inggrislah yang aku tau. Hal itu bagai tertanam jelas dalam hati seorang anak kecil yang akan mengidolakan Inggris. Banyak yang berpikir Beckham yang membuatku tertarik dengan Inggris, salah. Aku tau Inggris itu adalah Sven-Göran Eriksson, yah dia adalah orang Swedia, namun saya cukup terhibur melihat permainan Inggris kala itu ditangan pria ini.

Kembali kepada topik yang telah melenceng jauh ini, Italia dan juga Inggris berada pada satu grup yaitu grup D. Dua dari favoritku ini tersingkir di babak 32 besar. Itu artinya tak ada hiburan lagi bagiku selain Jerman di Piala Dunia 2014, padahal perjalanan PD di Brasil ini masih kurang setengah bulan lagi. Pedih sangatlah pedih, harus melihat dua tim Amerika Latin dengan salah satu tim yang dihuni makhluk vampire harus lolos 16 besar.

Yang membuat sangatlah menyakitkan adalah, Italia hanya butuh bermain imbang namun mereka kalah dengan skor tipis 1-0. Saya sudah tidak berbicara Inggris karena mereka sudah tidak lolos saat Kosta Rika menang lawan Italia. Sekali lagi hanya butuh bermain imbang, dan Italiapun terpaku akan kata-kata tersebut, mereka seolah tak membangun serangan untuk mendulang poin, hanya mempertahankan kedudukan yang diatas angin. Kedudukan yang saya maksud adalah, bermain imbang mereka menang. Sedangkan Uruguay, bermain dengan penuh semangat memburu poin, apa yang dilakukan Italia ini sangatlah salah, mereka melupakan bermain dengan siapa.

Pict 1: Mattia Perin menghibur Marchisio yang mendapat kartu merah melawan Uruguay
Uruguay memiliki agresivitas cukup tinggi, yah ciri khas tim Amerika latin mungkin, namun Italia hanya bermain apa adanya tanpa memperlihatkan kemampuan mereka yang sesungguhnya lebih dari itu. Uruguay akan menghalalkan segala cara demi lolos, lihatkan ketika Chiellini harus mendapatkan gigitan Suarez. Italia semakin kelimpungan saat harus bermain dengan 10 orang setelah Marchisio dikartu merah dan Veratti ditandu keluar akibat cedera. Selain itu tidak ada pengganti sepadan bagi Pirlo, setelah Montolivo harus dicoret karena cedera.

Pict 2: Montolivo di Casa Milan, absen PD akibat cedera
Setelah kekalahan tersebut, apa yang terjadi dalam hidup saya. Nafsu makan kembali berkurang, sedih itu pasti dan saya juga tidak mengerti daya tahan tubuhpun ikut menurun. Terlalu berlebihan tubuh ini menanggapi kekalahan menyakitkan tersebut. Yang saya sayangkan disini adalah idola saya saja seperti Mattia Perin tidak dapat turun selama 3 pertandingan PD, kalah sainglah sama seniornya Buffon. Bonucci juga baru diturunkan kemaren lawan Uruguay, diakhir pertandinganpun Bonny sapaan akrab Bonucci terlihat menitikkan air matanya T.T

Kesedihan itu cukup berkurang setelah kemenangan yang didapatkan Jerman tadi malam, membuat mereka berada di puncak klasemen grup G setelah mengalahkan USA 1-0. Jerman pun lolos ke babak 16 besar berkat gol tunggal Thomas Muller. Yah, mungkin tinggal Jerman harapan satu-satunya, meskipun keyakinan saya begitu tipis Jerman akan menjuarai turnamen ini. Sepertinya ini adalah tahun tim Amerika Latin, lihat saja daftar dari setiap grup yang lolos, pasti ada nama dari Amerika Latin. Kecuali grup yang memang tidak ada satupun tim Amerika latinnya.

Mungkin cukup sekian dari apa yang saya bicarakan, cukup panjang dan cukup membosankan. Ini hanya cerita pribadi catatan kecil seorang gadis yang kecewa dengan tim favoritnya tidak lolos di babak 16 besar Piala Dunia 2014.

~END~


Senin, 23 Juni 2014

Belgia Lolos, Algeria Buka Asa

Bukan hanya grup D dan G yang menyajikan persaingan panas disetiap pertandingan timnya, grup H-pun demikian. Meskipun dihuni oleh tim-tim yang belum mempunyai nama mentereng di kancah Piala Dunia, namun persaingannya patut mendapatkan apresiasi tersendiri.

Belgia, yang banyak dibicarakan karena memiliki banyak pemain muda yang sukses bermain di Eropa sebut saja Hazard, Courtois, Vermaelen, Kompany, Lukaku dan masih banyak lagi telah memastikan dirinya lolos babak 16 besar. Korban kedua tim berjuluk Rode Duivels Diables Rouges Rote Teufel atau Setan merah adalah Rusia. Meskipun hanya menang tipis 1-0 tapi hasil ini cukup membuat mereka memimpin klasemen grup H.

Satu-satunya gol kemenangan Belgia diciptakan oleh pemain pengganti yaitu Origi pada menit 88. Gol tersebut tak lepas dari kontribusi pemain Chelsea, Eden Hazard. Origi bergerak dan menyerang dari sisi kiri lapangan dan mengirim bola untuk Hazard, yang bergerak masuk ke garis kotak penalti serta mengembalikan kepada dirinya. Penyerang Lille itu melepaskan sepakan dan bola masuk ke dalam gawang.

Pict 1: Origi merayak golnya ke gawang Rusia
Sedangkan Algeria mulai membuka asa kala menekuk Korea Selatan 4-2 pada pertandingan yang dipimpin oleh wasit Roldan. Meskipun sempat kalah dilaga awal, kini Algeria membuntuti Belgia diposisi kedua dan bisa saja menemani Belgia melenggang ke babak 16 besar.

Algeria membuka skor di menit 26 melalui Slimani Islam yang melakukan tembakan akurat dalam kotak penalty. Hanya dalam kurun waktu 2 menit saja Algeria menggandakan skor, kali ini giliran Rafik Hallich memanfaatkan sepak pojok Abdelmoumene Djabou.

10 menit kemudia Abdelmoumene Djabou yang mencatatkan namanya dipapan skor, melalui kerjasama apiknya dengan si pembuka skor Slimani Islam, 3-0 Algeria memimpin hingga babak pertama usai. Masuk babak kedua, Korea Selatan coba mengejar ketertinggalan. Heung-Min So membuka harapan supporter Korea Selatan melalui tembakan keras yang melewati kedua kaki kiper Algeria, M'Bolhi.

Namun Algeria berhasil menjauhkan kembali skor saat tendangan Yacine Brahimi tak mampu dihentikan Jung Sung-Ryon. 4-1 skor sementara untuk keunggulan Algeria. 4 menit berselang giliran Korea Selatan membalas lewat aksi Koo Ja-Cheol. 4-2 tetap untuk keunggulan Algeria, skor ini bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

~END~

Honduras dan Bosnia Siap Angkat Koper

Kekalahan dalam sebuah pertandingan memang amatlah menyakitkan, apalagi kekalahan tersebut membuat tersingkir dari sebuah ajang besar seperti Piala Dunia. Hal itu yang kini tenagh dirasakan oleh Bosnia dan Honduras. Dua kali menelan kekalahan dalam tiga pertandingan yang akan dijalankan, membuat keduanya dipastikan segera angkat kaki dari ajang 4 tahunan tersebut.

Honduras yang di pertandingan pertama dibantai Prancis 3-0, kini harus menyiapkan koper setelah mendapatkan kekalahan keduanya dari sesama tim Amerika latin, Ekuador dengan skor 2-1. Honduras yang mengejar kemenangan di laga ini membuka keunggulan melalui Costly di menit 31'. Demikian dengan Ekuador yang juga memburu kemenangan, mereka segera tanggap akan gol Honduras. Enner Valencia yang menjadi bintang pada laga tersebut segera membalas dalam kurun waktu 3 menit. 1-1 untuk keduanya, skor ini bertahan hingga babak pertama usai.

Pada babak kedua kembali Enner Valencia membuat publik Ekuador kembali bergemuruh setelah tandukannya dari tendangan bebas Ayovi berhasil membobol gawang Valladares, 2-1 untuk Ekuador. Kemenangan ini membuka asa bagi anak asuh Rueda ke babak 16 besar, dan memupuskan harapan Honduras.

Hal sama dialami Bosnia, meski dihuni oleh skuad yang cukup punya nama di Eropa tidak menjamin mereka akan lolos dari grup F dengan mudah. Kemenangan tipis 1-0 Nigeria atas Bosnia ini sedikit disayangkan akibat keputusan wasit yang menganulir gol Edin Dzeko. Keputusan tersebut merubah keadan dan dengan hasil tersebut Bosnia harus bersiap angkat kaki menyusul Spanyol dan Inggris.

Pict 1: Edin Dzeko mendapat kawalan ketat dari pemain Nigeria
Satu-satunya gol yang tercipta pada laga panas tersebut diciptakan oleh Odemwingie pada menit 29'. Sebelum gol tersebut Bosnia sempat membuka asa lewat Dzeko, seperti yang saya bilang gol tersebut dianulir karena wasit menganggap Dzeko berdiri pada posisi offside, namun pada kenyataannya banyak pihak yang mengatakan Dzeko on-side. Namun keputusan terbesar ada ditangan wasit. Skor 1-0 menutup laga yang digelar di Arena Pantanal, Cuiabá.

~END~

Panasnya Persaingan Grup G

Hasil imbang bagi Jerman dan USA sangatlah mengecewakan, kedua tim yang berhasil meraih kemenangan di lawa awal ini harus menunda untuk memastikan diri di babak 16 besar. Berbeda dengan Portugal dan juga Ghana, karena dengan hasil ini keduanya masih memiliki asa untuk melenggang ke babak selanjutnya, meskipun dipertandingan terakhir mereka harus saling bunuh demi tiket 16 besar.

Jerman yang tampil digdaya melawan Portugal dengan skor telak 4-0, terlihat begitu kesulitan menghadapi wakil Afrika, Ghana. Meskipun lini tengah jerman berhasil menguasai bola, namun selalu digagalkan oleh pemain bertahan Ghana saat mereka berada di kotak penalty. Jerman hampir saja membuka skor, namun tendangan keras Kroos dari luar kotak penalty berhasil diblock defender Ghana.

Pada menit 21, giliran Muller yang gagal mengkonversikan umpan silang Ozil menjadi gol karena tendangannya terlalu melebar ke sisi gawang anak asuh Samuel Appiah. Hingga berakhirnya babak pertama, skor kacamata masih menghiasai pertandingan yang diselenggarakan di Estádio Governador Plácido Aderaldo Castelo.

Memasuki babak kedua Joachim Loew, menarik Jerome Boateng dan menggantinya dengan Shkodran Mustafi. pergantian tersebut belum membuahkan hasil. Baru pada menit 51, tim berjuluk Der Panzer bisa membuka keunggulan melalui Mario Gotze memanfaatkan assist Thomas Muller. 3 menit berselang Ghana berhasil membalas melalui tendangan André Ayew yang gagal diantisipasi Manuel Neuer. Gol tersebut membangkitkan semangat Ghana, merekapun berhasil unggul atas juara PD 3x tersebut, melalui  Asamoah Gyan 2-1 Ghana memimpin.

Ketertinggalan Jerman membuat Jochim Loew memasukkan Klose untuk mengubah keadaan Jerman pada menit 69'. Hanya berselang dua menit Miroslav Klose menjawab kepercayaan sang pelatih dengan gol penyama kedudukan. Gol ini merupakan gol terakhir di laga tersebut, 2-2 hasil akhir dari keduanya.

Pict 1: Klose merayakan golnya ke gawang Ghana
Hasil 2-2 juga didapatkan dipertandingan grup G lainnya kala USA berhadapan dengan Portugal. Portugal yang memburu kemenangan membuka angka oleh gol bintang Manchester United, Nani. Tembakan terukurnya dari luar kotak penalty tidak dapat dibendung oleh Tim Howard, 1-0 Portugal memimpin dan bertahan hingga babak pertama usai.

Pict 2: Nani merayakan gol pertamanya ke gawang USA
Ronaldo yang dipaksakan bermain dalam keadaan yang tidak 100% coba kembali menemukan permainan terbaiknya, namun masih gagal saat sepakan kerasnya diluar kotak penalty masih jauh dari sasaran. Pada menit 64' publik USA dibuat bersorak oleh gol Jermaine Jones yang cukup fantastis, 1-1 untuk keduanya.

USA kini memegang kendali permainan, setelah mereka berhasil membalikkan keadaan. Mereka patut berterima kasih kepada sang kapten, Clint Dempsey yang berhasil lolos dari jebakan offside dengan dadanya Dempsey mengontrol bola sekaligus merubah arah bola umpan Graham Zusi, 2-1 USA memimpin.

Hampir saja Portugal tersingkir dari persaingan panas grup G, namun berkat kecermatan Ronaldo yang mengirinkan assist kepada Silvestre Vareladan berbuah gol tepat beberapa detik sebelum pertandingan usai. Fantastis, hasil 2-2 mengakhiri laga panas tersebut.

~END~

Only God Can Stop France

Prancis kembali tampil meyakinkan saat menggilas Swiss dengan skor 5-2. Hal ini menempatkan Prancis menjadi kandidat kuat juara Piala Dunia 2014 karena tampil impresif sejauh ini. Mengutip salah satu kalimat yang sering kali dibicarakan di kota saya saat Arema menang adalah "Only God Can Stop Us", kata tersebut cocok juga untuk menggambarkan posisi Prancis saat ini.

Sedikit mengejutkan, saat Didier Deschamps tidak memasang Paul Pogba pada starting line up menghadapi Swiss, mengingat penampilan apiknya bersama Juventus musim lalu. Lagi-lagi gambling yang dilakukan mantan pemain di 7 klub berbeda selama karirnya ini berhasil. Diawal babak pertama klub berjuluk Les Bleus ini tampil menggebrak, mereka coba menguasai bola untuk menemukan cara menmbus pertahanan Swiss.

Baru pada menit 17 Prancis berhasil memecah kebuntuan melalui sundulan Olivier Giroud yang berhasilmeneruskan tendangan sudut dari Mathieu Valbuen, 1-0 Prancis memimpin. Hanya berselang 1 menit gawang anak asuh Ottmar Hitzfeld kembali bergetar, kali ini giliran Blaise Matuidi melepaskan tendangan keras umpan dari Benzema ke sisi kanan gawang Benaglio, 2-0 untu Prancis.

Pict 1: Prancis merayakan kemenangannya atas Swiss
Pada menit ke 32, Prancis mendapatkan kesempatan emas untuk menambah pundi-pundi golnya, namun sayang kesempatan penalty yang dieksekusi Benzema digagalkan oleh Benaglio. Kegagalan tersebut berhasil ditebus oleh Prancis dengan gol Mathieu Valbuena memanfaatkan assist Giroud, 3-0 Prancis unggul. Kerjasama keduanya ini cukup membuat barisan tim berjuluk Scweizer Nati kerepotan.

Memasuki babak kedua pertandingan lebih seru, karena di 45 menit kedua ini terciptanya setidaknya 4 gol bagi kedua tim. Diawali oleh gol Benzema yang membuat Prancis semakin menjauh, ini sekaligus sebagai pengganti kesalahannya gagal mengeksekusi penalty. Selanjutnya gilirin Benzema mengirimkan assist kepada rekannya Moussa Sissoko untuk memantapkan keunggulan Prancis di menit 73, 5-0 keunggulan untuk Prancis.

Swiss pantang menyerah, pada menit 81' mereka berhasil menipiskan skor lewat pemain pengganti Blerim Dzemaili. Tendangan bebas yang dilesakkan Dzemaili melalui bawah kaki pagar betis Prancis meluncur deras kepojok kanan gawang dan berhasil mengecoh Lloris, kedudukan sementara 5-1. 6 menit kemudian Swiss kembali mencetak gol hiburan melalui Granit Xhaka.

 Pada menit tambahan waktu Prancis tidak sedikitpun mengendurkan serangan, hampir saja mereka menambah skor melalui Sissoko, namun gol tersebut dianulir karena wasit Bjorn Kuipers telah meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan. Skor 5-2 bagi keunggulan Prancis menutup pertandingan yang diselenggarakan di Itaipava Arena Fonte Nova.

~END~


Minggu, 22 Juni 2014

Messi Jawab Keraguan Publik

Selalu dibandingkan dengan pendahulunya yaitu Maradona, membuat Messi memikul beban berat dipundaknya kala mengenakan seragam kebesaran Argentina. Namun dalam 2 gelaran pertandingan PD 2014, beban tersebut sedikit berkurang atas gol kemenangan yang dia ciptakan. 1 golnya atas Iran sekaligus memberikan kepastian pada Argentina lolos ke babak 16 besar.
Pict 1: Messi kala berhadapan pemain Iran
Gol kemenangan Messi itu berhasil tercipta pada tambahan waktu di babak kedua, terbayang betapa sulitnya menembus pertahanan negara Persia tersebut. Gol ini juga memperlihatkan kelas Messi yang sebenarnya, dari sisi kanan Messi meliuk ke tengah untuk menembak dengan kaki kirinya. Skor 1-0 menutup laga yang berlangsung penuh drama ini

Sejauh ini penampilan Messi jika dibandingkan dengan rival abadinya di Spanyol, Cristiano Ronaldo masih lebih mentereng. Sedangkan Ronaldo masih belum bisa memberikan kemampuan maksimal bagi negaranya karena dibayangi oleh cedera yang menimpanya kala akan melakoni ajang Piala Dunia.

Akankah kemampuan Messi dapat diperlihatkan kembali kala menghadapi lawan yang lebih berat di babak 16 besar? Melihat performanya yang cukup impresif sejauh ini bersama tim Tango. Patut kita tunggu kejutan apa yang akan diperlihatkan bintang Barcelona selama pagelaran Piala Dunia 2014 di Barsil ini.

~END~

Jumat, 20 Juni 2014

Costa Rika Kejutkan Dunia Sepakbola

Tampil sebagai tim kuda hitam, Costa Rika benar-benar membuktikan diri bahwa mereka tidak dapat dipandang sebelah mata. Dua tim besar yang telah akrab dengan Piala Dunia, Uruguay pemenang 2kali PD dan yang terbaru juara 4 kali PD Italia menjadi korban keganasan Costa Rika. Tidak tanggung-tanggung gawang Uruguay 3 kali diberondong oleh Costa Rika dan mereka hanya bisa membalasnya satu kali saja.

Pict 1: Bryan Ruiz, merayakan gol tunggalnya ke gawang Italia
Berbeda dengan Italia, meskipun kalah tipis 1-0 tapi mereka terlihat begitu kesulitan menguasai bola saat berhadapan dengan tim asuhan J. Pinto. Berkali-kali Italia coba menekan namun sayang permainan rapi Costa Rika membuat Gli Azzuri frustasi. Terhitung sebanyak 4x mereka melakukan offside sebelum babak pertama usai.

Costa Rika harusnya bisa menang lebih dari 1-0 jika pelanggaran terhadap Campbell oleh dua bek Italia, Chiellini dan Barzagli berbuah penalty namun sayangnya sang pengadil tak menganggap hal tersebut sebagai pelanggaran. Kegigihan Costa Rika berbuah hasil dalam kurun waktu hanya 1 menit setalah pelanggran Campbell  yang terlewatkan, kapten Costa Rika Bryan Ruiz melakukan heading yang terukur dan tidak dapat diantisipasi oleh Buffon. 1-0 untuk Costa Rika, skor ini bertahan hingga babak pertama usai.

Mencoba membalas di babak kedua, Prandelli memasukkan Cassano menggantikan Thiago Motta. Kerjasama Balotelli dan Cassano di lini depan terlihat kurang kompak. Gambling kembali dilakukan mantan pelatih Fiorentina dengan memasukkan Insigne dan Cerci untuk menambah daya gebrak Italia. Sayang hingga akhir laga Italia tidak mampu mengejar ketertinggalan, merekapun harus menunda pesta untuk lolos babak 16 besar.

Kemenangan Costa Rika ini membuat mereka sebagai tim pertama di grup D yang lolos ke babak selanjutnya, Congratulation Costa Rika. Sedangkan Uruguay dan Italia harus melakoni laga hidup mati yang sangat menentukan bagi keduanya, Italia sedikit diatas angin karena dengan hasil imbang mereka sudah bisa lolos karena unggul jumlah selisih gol. Uruguay tidak bisa diremehkan, kembalinya Suarez dari cedera memberikan suntikan tersendiri terbukti dengan dibantainya Inggris dinihari kemarin. Dan bagi Inggris, mau tidak mau mereka harus menyusul Spanyol untuk kembali pulang ke negaranya. Bye England!!!

~END~

Kado Terburuk Ulang Tahun Frank Lampard

Tepat pada tanggal 20 Juni 2014, seorang legenda salah satu tim yang cukup berpengaruh di Inggris Frank Lampard merayakan ulang tahunnya yang ke 36 tahun. Dan tepat di ulang tahunnya tersebut, Lampard harus menerima kado terburuknya karena Inggris kembali menelan kekalahan dari Uruguay. Lampard patut kecewa, pasalnya dalam 2 pertandingan PD 2014 yang berakhir dengan kekalahan dia hanya menghiasi bangku cadangan di sepanjang laga.

Pict 1: Frank lampard saat pertandingan uji coba
Mekipun berada di posisi juru kunci Inggris belum sepenuhnya tersingkir dari persaingan memperebutkan tempat di 16 besar. Mereka sangat tergantung pada pertandingan Italia vs Costa Rika. Jika Italia bisa menang melawan Costa Rika dan Uruguay, sementara dipertandingan terakhir Inggris bisa menang melawan Costa Rika dengan skor cukup telak maka Inggris berhak menemani Italia ke babak 16 besar (harapan terbesar saya, skenario ini berjalan semestinya).

Dipertandingan dinihari tadi Inggris sempat membuka asa, ketika Wayne Rooney berhasil menyamakan kedudukan di menit 75, setelah tertinggal di babak pertama oleh gol Suarez. Namun bintang Liverpool tersebut justru bisa menambah keunggulan untuk Uruguay dan memastikan kemenangan timnya 2-1 atas Inggris pada menit 85.

Gol kedua yang tercipta untuk Uruguay merupakan "assist" dari Gerrad, berawal dari umpan Muslera ke tengah lapangan yang diperebutkan Gerrard dan Cavani. Cavani sempat memenangi perebutan bola, kemudia bola mengenai kepala Gerrard dan meluncur kearah gawang yang langsung disambar oleh Suarez. Kesalahan Gerrard salah umpan seperti ini bukanlah yang pertama, ingatkan kalian gol Demba Ba yang berawal dari kesalahan Gerrard dalam melakukan dribbling, bola terlepas dan langsung disambar dan berakhir dengan gol. Liverpoolpun akhirnya harus menyerah 2-0 dikandangnya sendiri dan melepas perburuan jelar EPL kepada Manchester City

Meskipun jadi musuh dilapangan saat pertandingan vs Uruguay berlangsung, namun di akhir pertandingan Suarez memberikan simpatinya kepada rekan setimnya di Liverpool, Steven Gerrard. Suarez coba menghibur kapten Inggris itu yang melakukan kesalahan assist dan membuat Inggris harus kalah kembali dengan sebuah pelukan. *puk puk puk Gerrard*
Pict 2: Pelukan Suarez menghibur Gerrad #respect

Nb: Spesial untuk Lampard "Selamat ulang tahun yang ke-36 tahun. Sukses untuk karirmu berikutnya, meskipun sudah tidak lagi Chelsea. Kami fans Chelsea akan selalu menunggu kehadiranmu menjadi bagian dari Chelsea lagi!!! Super.. super Frank, super... super Frank, super.. super Frank, super Frankie Lampard "

I you, Frank :))
~END~

Belanda, Chili dan Kolombia Pastikan Tiket 16 Besar

Kemenangan kedua yang diaraih Belanda dari Australia dan juga Chili atas juara PD 2010, Spanyol, membuat keduanya memastikan tiket 16 besar. Sedangkan kekalahan kedua bagi Australia dan Spanyol, memastikan diri mereka untuk memesan tiket pulang ke negara masing-masing.

Menghadapi Australia, Belanda sempat mendapat kesulitan. Terbukti saat Belanda sempat tertinggal 1 gol oleh Australia, namun Belanda berhasil membalikkan kedudukan dan mengakhiri laga dengan kemenangan.

Berkali-kali Australia coba membuka ruang dan menyerang pertahanan Belanda, namun pertahanan Belanda masih terlalu tangguh. Keagresifan serangan Belanda pada pertandingan pertama tidak terlihat disini, terbukti penonton mulai bosan dan melakukan Mexican Wave. Baru pada menit 20 Belanda mampu membuka skor melalui Robben.

Hanya berselang satu menit, ikon sepakbola Australia yaitu Tim Cahill membalas lewat tendangan first time, sempat membentur mistar namun bola tetap masuk ke gawang yang dikawal Jesper Cillessen. Permainan keras sedikit terlihat, saat Cahill mendapatkan kartu kuning setelah melanggar Martins Indi. Hingga babak pertama usai skor tetap imbang 1-1.

Pada babak kedua permainan lebih seru karena tercipta 3 gol dalam tenggang waktu yang cukup singkat. Diawali dari gol penalti Mile Jedinak akibat handball yang dilakukan Janmaat pada kotak penalti. keunggulan Australia ini hanya bertahan 4 menit, setelah RvP melakukan tendangan keras menfaatkan umpan Depay. 10 menit kemudian giliran Depay yang membawa Belanda unggul 3-2, skor ini bertahan hingga akhir laga.

Sedangkan Chili yang sudah mengantongi kemenangan di laga pertama, tidak ingin kecolongan di lga selanjutnya. Menurunkan pemain yang tidak jauh dipertandingan sebelumnya, mereka langsung menggebrak sang juara bertahan dengan kerjasama apik Sanchez dan Gara namun gagal dikonversi menjadi gol.

Pict 1: Eduardo Vargas merayakan golnya ke gawang Spanyol
Sudah menjadi kebiasaan, Spanyol mencoba memenangkan penguasaan bola, namun sayang pada menit 20 mereka harus kebobolan oleh gol Eduardo Vargas. Permainan menjurus keras hingga Xabi Alonso harus mendapat kartu kuning setelah melakukan tekel pada Isla. Kemudian Iniesta juga melakukan pelanggran keras terhadap rekan setimnya Snachez. Pelanggaran ini berbuah tendangan bebas yang dilakukan Sanchez dan diselesaikan oleh Aránguiz.

Di babak kedua, Del Bosque coba mengganti Costa dengan Torres untuk mempertajam lini depan, namun sayang Torres tidak banyak memberikan kontribusi bagi timnya. Mereka harus merelakan kemenangan 2-0 untuk Chili dan bersiap pulang kampung. Sepertinya kejadian ini merupakan dejavu seperti pagelaran PD sebelumnya. Seperti kita tahu, juara PD 2006 Italia tidak mampu berbuat banyak saat harus tersingkir dan tidak dapat melanjutkan fase 16 besar di PD 2010. Kini giliran juara bertahan Spanyol yang harus tersingkir lebih cepat dari PD 2014, dengan 2 kekalahan beruntun. Akankah juara PD 2014 mengalami hal sama pada PD 2018 selanjutnya di Rusia?

Di grup C Kolombia juga memastikan diri sebagai kandidat yang lolos ke fase 16 besar setelah menaklukkan Pantai Gading dengan skor 2-1. Kemenangan Kolombia tidak didaptkan dengan mudah, mereka baru bisa membuka skor dibabak kedua, tepatnya pada menit ke 64 oleh Rodriguez. Ini merupakan gol kedua pemain yang merumput di AS Monaco pada gelaran PD 2014.

6 menit berselang giliran Quintero yang bekerjasama dengan Gutierrez memanfaatkan kesalahan lini belakang tim asuhan Lamouchi. Masuknya Drogba memberi pengaruh positif, dan Pantai Gadingpun berhasil menipiskan ketertinggalan lewat aksi individu Gervinho pada menit 73. 2-1 Kolombia memimpi, skor ini bertahan hingga peluit panjang dibunyikan

~END~

Parade Seri Piala Dunia 2014

Tegang dalam menonton sebuah pertandingan sepakbola menjadi hal wajar, apalagi tim jagoan sedang tertinggal. Pada akhir pertandingan ekspresi para fans maupun pemain yang berlaga akan segera terlihat. Senang, ketika mereka dapat meraih 3 poin di akhir laga. Sedih, saat gagal meraih kemenangan dan harus tersingkir dari sebuah kompetisi atau perburuan gelar. Bagaimana jika hasil akhirnya seri?

Pertandingan terakhir pada pekan pertama PD 2014 dan memasuki pekan kedua, begitu banyak tersaji pertandingan yang berakhir seri. Hal ini membuat para fans dan juga pemain sedikit kecewa, pasalnya tim mereka belum bisa memastikan diri untuk lolos ke fase 16 besar.

Rusia dan Korea Selatan mengakhiri laga pada pekan pertama dengan hasil seri. Meskipun Korea sempat unggul terlebih dahulu lewat sepakan keras Keun-Ho Lee, namun Rusia berhasil membalas 6 menit kemudian oleh Aleksandr Kerzhakov. Setelah berhasil menyamakan kedudukan, Rusia mengambil alih kendali permainan, sayangnya mereka tidak dapat menambah gol hingga akhir laga. Skor 1-1 menutup laga yang digelar di Arena Pantanal, Cuiabá.

Pict 1: Rusia vs Korea Selatan
Membuka pekan kedua, tuan rumah Brasil gagal mengulang sukses mereka di pertandingan pertama. Tim yang terkenal sangat agresif dalam melakukan penyerangn ini dipaksa mengakhiri laga dengan skor 0-0 oleh Mexico. Hasil ini sekaligus menunda pesta Brasil untuk memastikan diri lolos ke babak 16 besar. Persaingan grup A untuk lolos ke babak selanjutnya semakin terbuka bagi semua timnas.

Sedangkan Jepang yang sempat kalah oleh Pantai Gading, kini mulai membuka asa lolos babak selanjutnya setelah bermain imbang 0-0 melawan Yunani. Sejatinya tim yang diperkuat oleh bintang AC Milan, Keisuke Honda ini berada diatas angin setelah pemain Yunani Katsouranis, diganjarkartu kuning kedua. Sayangnya anak asuh Zaccheroni tidak bisa memanfaatkan keunggulan jumlah pemain, sehingga harus rela berbagi poin, dan berada pada urutan ketiga klasemen grup C.

~END~

Kamis, 19 Juni 2014

Tim Afrika Gagal Tiru Sukses Pantai Gading

Tak banyak tim Afrika yang berhasil melakoni laga dengan kemenangan pada pekan pertama gelaran PD 2014. Satu-satunya yang berhasil menang adalah Pantai Gading, itupun mereka harus mengejar ketertinggalan terlebih dahulu kemudian mereka berhasil membalikkan keadaan atas salah satu wakil Asia, Jepang.

Iran versus Nigeria di Estádio Joaquim Américo Guimarães, merupakan pertandingan pertama dalam PD 2014 Brasil yang tidak menghasilkan gol hingga laga usai. Meskipun kedua tim sangat gencar dalam melakukan serangan, namun mereka gagal mengkonversikan menjadi sebuah gol. Beruntung bagi 2 tim yang saling berbagi angka ini, dan tidak menempatkan mereka pada posisi juru kunci klasemen.

Berbeda dengan tiga tim Afrika lainnya seperti Ghana yang harus lepaskan 3 poin untuk Amerika Serikat. Berhasil menyamakan kedudukan pada menit 82, Ghana harus kembali menerima ketertinggalan skor oleh Amerika saat Brooks di menit 86 berhasil melesakkan gol kemenangan melaui kepalanya. 2-1 Amerika menutup laga yang berlangsung di Arena das Dunas, Natal.

Kemudian Aljazair yang harus takluk oleh tim kuda hitam, Belgia. meskipun sempat unggul pada menit 25 berkat gol yang dilesakkan S. Feghouli. Namun Aljazair tidak dapat mempertahankan keunggulan, dan belgiapun berhasil menyamakan skor, dan unggul atas tim berjuluk Tim Serigala Gurun. Gol Belgia diciptakan oleh mantan pemain Everton yang sekarang merumput di Manchester United, Marouane Fellaini. Sedangkan gol kedua Belgia merupakan hasil dari kerjasama apik antara Hazard dan Martenz. Kemenangan 2-1 ini mengantar Belgia ke puncak klasemen grup H, dan membenamkan Aljazair di posisi juru kunci.

Lebih naas adalah nasib Kamerun, tim yang diperkuat oleh Samuel Eto'o ini telah dua kali mengalami kekalahan pada PD 2014. Kekalahan kedua ini sekaligus membuat kamerun harus angkat kaki lebih cepat dari Brasil. Kroasia yang di laga awal kalah oleh tuan rumah, tak ingin mengulang hasil buruk itu kembali. Bermain sangat impresif, Kroasia mengantarkan pulang kamerun dengan skor akhir 4-0.

Pict 1: Kroasia rayakan kemenangan atas Kamerun

~END~ 

Jerman Terlalu Tangguh bagi Portugal

Tim spesialis turnamen berhasil mengalahkan tim yang diperkuat mega bintang Christiano Ronaldo dengan skor telak 4-0. Tak tanggung-tanggung striker Bayern Munich, Thomas Müller memborong 3 gol kemenangan tim berjuluk Der Panzer. Gol Jerman lainnya dilesakkan oleh pemain yang merumput di Borussia Dortmund, Mats Hummels.

Pict 1: Thomas Müller merayakan golnya ke gawang Portugal
Sejak menit awal Jerman sudah merepotkan barisan pertahanan Portugal, Mario Gotze coba membuka skor namun digagalkan Pepe. Penguasan bola oleh Jerman hanya sedikit bisa dimanfaatkan Portugal untuk melakukan serangan balik. Ronaldo yang dipaksa bertanding dalam posisi cedera tidak bisa bermain maksimal, tendangan kerasnya ke gawang Jerman masih digagalkan Neuer.

Petaka Portugal dimulai pada menit 12, berawal dari pelanggaran João Pereira terhadap Gotze di kotak penalty. Thomas Müller yang mengeksekusi bola tersebut berhasil merubah kedudukan 1-0 untuk Jerman. Anak asuh Joachim Loew ini terus memberikan tekanan pada kubu Portugal, hasilnya Mats Hummels berhasil menggandakan skor lewat assist yang diberikan Kroos, 2-0 untuk Jerman.

Tekanan yang diberikan Jerman memaksa Portugal bermain sedikit kasar, dan Pepe yang terkenal dengan permainan kerasnya harus diusir wasit dengan kartu merah langsung setelah melanggar Thomas Müller. Unggul jumlah pemain, Jerman berhasil memanfaatkan keadaan dengan menambah keunggulan, melalui Thomas Müller. Skor 3-0 menutup babak pertama.

Tidak ada perlawanan berarti dari kubu Portugal, Ronaldo yang biasa menyulitkan pertahanan lawan kali ini bermain jauh dari harapan. Rapuhnya pertahanan Portugal sepeninggal Pepe menjadi bulan-bulanan Jerman, mereka berhasil menghancurkan Portugal 4-0 dan gol terakhir Jerman dicetak oleh pemain yang lahir 24 tahun yang juga menjadi man of the match pada laga tersebut yaitu Thomas Müller.

~END~

Kontribusi Messi Hempaskan Bosnia

Menjawab keraguan publik atas kontribusinya untuk timnas Argentina, Messi mencatatkan namanya di papan skor dan memberi kemenangan Argentina pada pertandingan pertamanya di PD 2014. Bukan hanya sekedar gol, namun gol ini banyak dibicarakan karena keindahannya. Berawal dari kerjasama apiknya bersama Gonzalo Higuaian yang melepas umpan pendek, langsung disantap Messi dan melaju keras ke pojok gawang Bosnia, mekipun bola sempat membentur tiang namun bola tetap masuk ke gawang yang di kawal Begovic.
Pict 1: Pembuktian Messi pada publik Argentina
Sejatinya penampilan Argentina tidak terlalu impresif pada laga yang digelar di Estadio Jornalista Mário Filho, Maracana. Gol pertama Argentina pada menit ke 3 merupakan kesalahan yang berujung pada gol bunuh diri yang dilakukan Sead Kolasinac. Pemain Schalke 04 ini salah mengantisipasi bola hasil tendangan bebas Argentina, bolapun meluncur deras ke gawang Begovic.

Bosnia bukan tanpa perlawanan, timnas yang diperkuat oleh salah satu bintang Manchester City, Edin Dzeko berhasil memperkecil ketertinggalan pada menit 84'. Gol tersebut tercipta berkat Ibisevic yang pada menit 69' menggantikan Mensur Mujdza, pergantian yang cukup cerdik bagi Bosnia. Sayangnya diwaktu yang tersisa, tidak ada gol lagi yang tercipta, dan Argentina berhasil mengantongi 3 poin pada laga tersebut.

Hal ini sekaligus meringankan sedikit beban Messi yang selalu dicerca oleh publik karena permainannya yang kurang impresif bersama timnas. Messi sendiri berjanji untuk memberika lebih bagi Argentina, demi mendapatakan trophy Piala Dunia pertamanya. Namun perjuangan Messi tidaklah mudah. Masih perlu beberapa kali pembuktian,  Akankah Messi berbicara banyak saat bertemu Iran di pekan kedua PD 2014 tanggal 21 mendatang?

~END~ 

Eropa Ungguli Amerika Latin

Tim Eropa membuktikan kejayaan mereka di benua Amerika saat wakilnya bisa menang dari klub benua Amerika. Meskipun tanpa diperkuat nasri dan Ribery, nyatanya Prancis berhasil unggul dari Honduras 3-0. Sedangkan pada stadion Nacional de Brasília Swiss berhasil membalikkan kedudukan atas Ekuador dan mengakhiri laga dengan kemenangan 2-1

Pahlawan kemenangan Prancis patut disematkan pada satu nama yaitu Benzema. Penyerang yang membela Real Madrid ini berhasil dua kali mencatatkan namanya di papan skor, yaitu pada menit ke 45 dan 72. Sedangkan 1 gol yang didapat Prancis adalah hasil kesalahan dari kiper Honduras, Noel Valladares.

Sejak peluit pertama dibunyikan, Prancis langsung memberi tekanan pada Honduras.  Berkali-kali mereka menusuk pertahanan namun, kesigapan bek Honduras mengawal pertahanan membuat Prancis gagal membuka skor. Petaka Honduras tercipta pada menit 42, saat Palacios melanggar Pogba di kotak penalty, kartu merah untuk Palacios. Penalty yang diberikan berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh pemain berdarah Algeria yaitu benzema untuk membuka skor. 1-0 untuk Prancis bertahan hingga akhir babak pertama.

Bermain dengan hanya 10 pemain membuat Honduras tertekan, sampai kiper Honduraspun melakukan kesalahan dengan gol bunuh diri saat salah mengantisipasi bola sundulan Benzema, 2-0 Prancis memimpin. Luka honduras makin dalam saat Benzema berhasil mengkonversikan bola rebound Debuchy melalui sudut sempit, skor 3-0 ini betahan hingga pertandingan usai.

Pict 1: Benzema, pahlawan Prancis menghadapi Honduras

Tim Amerika lain yang takluk dari tim benua Eropa adalah Ekuador. Bermain dengan menggunakan seragam bewarna biru, Ekuador menekan sejak menit awal, namun perlahan Swiss mampu menguasai bola. Jual beli serangan pun terjadi, namun keduanya masih belum bisa membuka keunggulan. Baru pada menit 22 Enner valencia yang mendapat ruang bebas di dalam kotak penalti, sukses menerima tendangan bebas Ayovi dan tanpa kesulitan menanduk bola untuk membawa Ekuador unggul, 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
 
Tak perlu waktu lama bagi Swiss membalas sekaligus menyamakan kedudukan, 3 menit setelah peluit babak kedua dibunyikan melalui tandukan Mehmedi. Kecerdikan Hitzfeld mmasukkan Mehmedi membuahkan hasil. Dengan hasil ini Swiss lebih percaya diri menghadapi Ekuador di babak kedua. Namun Swiss baru bisa merubah kedudukan pada tambahan waktu melalui Seferovic, 2-1 untuk Swiss bertahan hingga peluit akhir dibunyikan.

~END~


Kejutan Kolombia dan Costa Rika

Semua mata penikmat sepakbola hanya terpaku pada nama besar dari benua biru seperti Italia, Jerman, Spanyol sang juara bertahan, Belanda sang finalis yang selalu gagal juara. Untuk benua Amerika mereka terfokus pada tuan rumah Brasil, negara asal si tangan Tuhan yaitu Argentina. Namun siapa sangka nama-nama seperti Kolombia dan Costa Rika mampu memberi kejutan pada pekan pertama gelaran PD 2014.

Kolombia berhasil memberikan luka pertama bagi juara Euro tahun 2004, Yunani. Sedangkan Costa Rika mampu menduduki puncak klasemen sementara grup D, setelah menghancurkan tim unggulan Uruguay 3-1 di stadion Governador Plácido Aderaldo Castelo. Costa Rika menang selisih gol atas Italia yang pada pertandingan lain mengalahkan Inggris 2-1. Pencapaian Costa Rika mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, karena tim yang mereka kalahkan merupakan sarang pemain bintang seperti kita tau, Luiz Suarez, C. Rodriguez, Forlan dan Cavani. Nama-nama tersebut adalah tumpuan bagi klub yang dibelanya, tapi saat menghadapi Costa Rika nyatanya mereka tak bisa menjawab tantangan publik untuk meraih kemenangan.

Sempat unggul hasil dari tendangan penalty Cavani, Uruguay masih terhalang jalan buntu untuk menambah keunggulan. Costa Rika yang menjadi underdog pada pertandingan tersebut membuktikan pada dunia dengan bertahan secara rapi, sesekali memanfaatkan kesalahan Uruguay untuk menyamakan kedudukan. Diujung babak pertama Costa Rika coba membangun serangan, namun sayang sundulan Campbell melayang jauh diatas mistar Uruguay. Babak pertama berakhir 1-0 untuk keunggulan Uruguay.

Di babak kedua Costa Rika mengambil inisiatif serangan demi mengejar ketertinggalan, usaha Costa Rika berbuah manis pada menit 54, saat tendangan keras Campbell gagal diantisipasi Muslera. Berselang hanya 3 menit Costa Rika membalikkan kedudukan 2-1, berkat sundulan Duerte. Alih-alih mengejar ketertinggalan, Uruguay malah kebobolan saat waktu normal hanya menyisakan 6 menit. Campbell kembali memberikan kontribusi, kali ini dia melepaskan assist untuk Ureña. Hingga pertandingan usai Costa Rika memimpin dengan skor 3-1.

Pict 1: Joel Campbell, merayakan gol ke gawang Uruguay
Sedangkan Kolombia tak perlu menunggu waktu lama untuk mengungguli Yunani, saat Armero sukses meneruskan umpan Juan Cuadadro ke gawang  Karnezis. Sukses menguasai bola, tidak dibarengi dengan gol tambahan oleh Kolombia hingga babak pertama usai skor bertahan 1-0 untuk Kolombia.

Pada babak kedua Kolombia berhasil menggandakan keunggulan pada menit 58 melalui Teófilo Gutiérrez. Tak ingin tertinggal lebih jauh, Yunani coba menyerang, namun gagal dikonversikan menjadi gol. Permainan Yunani pun juga tidak bisa berkembang, petaka bagi Yunani saat memasuki tambahan babak kedua. Kolombia kembali menjauhkan selisih gol setelah James Rodríguez menceploskan bola ke sisi kanan gawang Yunani, 3-0 Kolombia menang. Kemenangan ini mengantarkan Kolombia ke pucuk pimpinan grup C.

Pict 2: Teófilo Gutiérrez merayakan golnya ke gawang Yunani




~END~

Rabu, 18 Juni 2014

Drogba, sang Juru Selamat

Pemain bola yang sukses di klub, belum tentu bisa sukses juga di timnasnya. Ronaldo ataupun Messi menjadi contoh nyata para bintang besar yang tidak dapat berbuat lebih bagi timnasnya. Disini Ronaldo masih lebih unggul daripada Messi, dia sering menciptakan gol maupun assist dan pergerakan yang cukup bagus untuk mengantarkan kemenangan tim Portugal. Contohnya saat laga do or dienya menghadapai Swedia untuk memperebutkan tiket masuk PD 2014.

Namun hal tersebut tidaklah berlaku bagi seseorang Didier Drogba, mantan striker Chelsea yang kini merumput di Galatasaray. Dalam gelaran PD 2014 melawan Jepang tanggal 15 kemarin, Drogba berhasil menyuntikkan semangat pada rekannya untuk mengejar ketertinggalannya dari Jepang. Meskipun tidak menyumbangkan gol seperti selayakanya tugas Drogba, namun masuknya dia pada menit 62 menggantikan Serey Die berhasil merubah skema dan membuat Pantai Gading menguasai pertandingan.

Pict 1: Drogba, perubah permainan. penentu kemenangan
Terbukti terciptanya dua gol oleh Wilfried Bony dan Gervinho, merupakan kontribusi dari pemain yang identik dengan nomor 11 ini. Gol ini sekaligus menjadi titik balik kebangkitan pantai Gading yang kala itu tertinggal 1-0 dari Jepang, salah satu wakil Asia yang langganan menjadi peserta Piala Dunia.

Selain Drogba pemain yang patut mendapat apresiasi lebih adalah Serge Aurier yang menjadi top assist pada pertandingan tersebut. Dengan kemenangan ini pantai Gading menjadi salah satu wakil Afrika yang meraih kemenangan pada pekan pertama penyelenggaraan Piala Dunia 2014, dengan skor 2-1 atas Jepang

~END~

Selasa, 17 Juni 2014

Wanita, Tentang Sepakbola



Pernah denger istilah kalo sepakbola itu merakyat? Kalimat ini nampaknya benar menggambarkan mengenai perkembangan sepakbola masa kini. Tidak memandang umur, perbedaan jenis kelamin, maupun status sosial seseorang. Hampir keseluruhan masyarakat dunia tau benar apa itu sepakbola. Tapi disini saya bakal ngebahas mengenai sepakbola dimata seorang wanita.

Wanita merupakan makhluk Tuhan yang memiliki fokus bercabang, dari sini pasti udah ngerti kemana arah pembicaraannya. Saat seorang wanita melihat dan “menikmati” sepakbola (ingat menikmatinya tanda kutip :D), bukan hanya pertandingan antara siapa melawan siapa saja fokusnya, atau berapa skor akhirnya.

Hal yang paling sering didengar dari mulut wanita saat nonton bola adalah “Itu nomor 8 (merujuk Lampard) siapa? Gantengnya kebangetan”. Kagum terhadap seorang pemain nampaknya hal yang sangat wajar, tapi jika sudah merembet ke pinggir lapangan seperti  memperhatikan wasit maupun pelatih, masih lumayan bisa diterima akal sehatlah. Parahnya ada yang fokus kepada salah satu fans atau penonton yang gak sengaja ke shoot kamera TV. Entah itu pas lagi ngupil, selebrasi gol, lagi teriak-teriak gajelas, lagi ngowoh (melamun dalam bahasa Indonesia), atau ketangkep kamera pas kepleset mau jatoh dan hal lucu lainnya.

Sedikit wanita yang benar-benar nonton sepakbola dan menikmati setiap pertandingan tanpa embel-embel fokus pinggir lapangan. Sedikit pula wanita yang mengetahui seluk beluk sepakbola, bukan hanya mengikuti trend sebagai fans bola karbitan. Sorry to say yah, zaman sekarang wanita yang suka sama tim yang lagi sering banget panen trophy, bisa dipastikan ¾ dari koloni mereka adalah “karbitan”.

Urusan sepakbola, bicara dengan kaum pria memanglah asyik, mereka selalu mempunyai waktu untuk berbicara meskipun terkadang saling melontarkan ejekan karena beda kelompok fans. Tetapi ketika pembicaraan itu dengan sesama wanita? tidak semuanya bisa semenarik ketika berbincang dengan kawan pria. Namun saya punya seorang “partner” mengenai hal ini, kami hampir seiman, dalam artian klub idola kita sama yaitu Chelsea di Inggris. Beda Negara beda juga klub idola, Saat di Italia kita berseberangan, dia merupakan juventini sedang saya milanisti. Uniknya kita saling menitipkan dambaan hati masing-masing. Dia juventini yang sedikit lagi meresmikan pertunangan dengan De Sciglio. Sedangkan saya seorang milanisti yang mencoba bertahan LDR dengan Leonardo Bonucci. Bagaimana dengan Spanyol, partner saya ini adalah madridista (bener gak sih tulisannya?), sedangkan saya Barcelona haters pada akhirnya dia menerima saya bergabung di Spanyol.

Bukan hanya urusan sepakbola, dalam cabang olahraga lain kami pun juga hampir seiman. MotoGP contohnya, betapa kami sangat mengagumi sosok Marc Marquez dan Pedrosa haters. Basket NBA, kami hanya tau satu nama Ricky Rubio. Oke kembali ke masalah sepakbola, percaya atau tidak hampir setiap hari tentunya ketika diantara kami sedang tidak ada kesibukan (banyak free-nya sih daripada sibuk) line chat akan penuh, twitterpun demikian. Terlebih saat ini ketika datanglah momen Piala Dunia, dalam hal ini kami punya jagoan yang sama pula Italia, Jerman, Inggris mungkin hanya berbeda urutan prioritas dalam hati kami.

Pembicaraan terhangat kami adalah ketika bertemunya Italia dan Inggris pada laga 32 besar PD 2014, tanggal 15 kemarin. Meskipun prioritas jagoan kami berbeda tapi akhir pertandingan Alhamdulillah kita masih rukun. Penilaiaan sedikit saling tumpang tindih, Italia lebih unggul daripada Inggris. Namun permainan Inggris dengan adanya pemain muda sudah cukup berpotensi, hanya mereka harusnya menigkatkan mental. Obrolan kita terpaku pada seorang maestro yang ikut bermain selama 90 menit dari kubu Italia, yap ANDREA PIRLO. Sosok ini begitu sentral dan menjadi pengaruh penting bagi Italia untuk memenangkan laga tersebut. Cukup berbobot buka, meskipun hanya sedikit porsi tema mengenai teknik. Tema selanutnya adalah “Darmian ganteng pek, fix aku ngefans arek iki” “Nonton gak pas kepalanya Perin ditepok? Pas lagi ngerayain golnya Marchisio” “Ya Allah Lallana ganteng banget” “Duh sayang banget Lampard sama Bonucciku gak main lho” hahaha :D
Pict 1: Para pemain Inggris berpose untuk GQ Magazine (dua dari kiri itu LAMPARD)

Berbeda dengan sahabat saya, saat PD seperti ini jagoan dia hanyalah JERMAN, simple alasannya adalah Ayahnya merupakan orang penting dalam jajaran kepemimpinan Allianz. Tau kan asuransi jiwa yang terkenal ini? Asalnya kan dari Jerman, tak terhitung berapa kali Ayah sahabat ini berkunjung kesana. Merasa dia bisa hidup karena Allianz, maka dengan segenap jiwa dia membela klub yang menjadi finalis pada PD 2002 ini. Saking totalnya, dia ngadain nobar semalem dirumahnya, tentunya dengan memberi sedikit bumbu agar seru, tak usah disebutkan bumbu apa yang saya maksud. Intinya bumbu sebagai pelengkap maupun penyedap pada masakan bernama sepakbola. Untungnya dia gak tekor karena Jerman berhasil mengalahkan Portugal dengan skor telak lak lak lak 4-0 nying, Muller kan lagi oke-okenya semalem sampai 3 gol. Karena kenormalannya, pada tengah pertandingan dia juga membicarakan ketampanan pemain Jerman, masih belum ada pengganti rupanya idola yang paling diagungkan adalah Miroslav Klose.

Itu masih dua contoh dari sekian banyak wanita yang berbicara mengenai sepakbola, masih banyak yang lainnya. Nah bagaimana dengan, kamu? Iya kamu, kamu yang baca blog aku (emang ada pembacanya?) *tiba-tiba tertidur pulas*

~END~