Sabtu, 14 Juni 2014

We Are The "Real" Champion - ASPAC

 
Pict 1: Aspac memamerkan trophy NBL kedua mereka
67 - 83, skor akhir yang tidak terlalu mencolok ini akhirnya membawa Aspac meraih gelar NBL 2014 di Jogjakarta. Ini merupakan pencapaian fantastik Aspac karena mampu mempertahankan gelar juara, setelah sebelumnya mengalahkan Pelita Jaya di final 2013 lalu. Tiga menit akhir pada kuarter keempat, PACman sapaan akrab pendukung Aspac mulai bersorak seolah kemenangan sudah didepan mata.

Tak mudah meraih kemenangan dari Satria Muda yang sejak awal bermain ngotot. Kejar mengejar poin terjadi di kuater pertama, sehingga akhir kuarter ini skor kedua tim imbang 23-23. Babak kedua setelah Prastawa ditarik oleh coach Rastafari Horongbala yang smerupakan ayah kandungnya, permainan Aspac mengalami penurunan. Digantikannya peran prastawa oleh Mario gerungan tidak membuat kemajuan untuk Aspac. Satria Mudapun memegang kendali di kuarter kedua.

Pembuktian Aspac sebagai tim kuat terlihat disini, tidak ingin mendapatkan kekalahan keempatnya di season 2013/2014 dari SM, Aspac mengambil inisiatif menyerang. Pergerakan Biboy pemain naturalisasi asal Filipina pada saat offense maupun defense cukup membuat kubu SM kewalahan. Tak ingin kalah, pemain kawakan berjuluk Cacing yaitu Wahyu Hidayat Jati yang juga merupakan mantan pemain SM, ikut merubah alur pertandingan. Rupanya Cacing ingin memberikan luka bagi mantan klubnya tersebut. Permainan solid Aspac di kuarter ini berhasil membalikkan kedudukan.

Kuarter 4, Aspac coba bermain aman namun tetap melancarkan beberapa serangan untuk menjauhkan keunggulan. Mereka menerapkan tempo, sengaja mengulur waktu dan coba meminimalisir kesalahan. Mendekati akhir kuarter 4, PACman mendapatkan suguhan menarik berkat alley oop dan back dunk dari Ebrahim Enguio Lopez atau yang kita kenal dengan sebutan Biboy. Mendapatkan tekanan seperti itu SM tak bergeming, sisa waktu yang sangat tidak mungkin dimanfaatkan SM untuk mengejar ketertinggalan tetap dihargai oleh anak asuh Cokorda Raka. Perjuangan hingga titik darah penghabisan inilah yang membuat supporter SM tetap tersenyum diakhir laga, meskipun mendapati tim kebanggan mereka kalah.

Bukan hanya kemenangan secara tim, 2 pemain Aspac berhasil menyabet penghargaan individu. Andakara Prastawa berhasil menggondol MVP atas peretasinya yaitu 28 poin dalam laga final kali ini. Ebrahim Enguio Lopez atau Biboy juga berhasil mencatatkan namanya sebagai pemain naturalisasi pertama yang menyabet gelar Rookie of the Year dan Six Man Player.

Usai pertandingan, terlihat sportivitas antara kedua kubu, para pemain SM memberikan selamat kepada pemain Aspac. tak jarang dari mereka yang memberikan pelukan, macam Dodo Sitepu (aku juga mau dipeluk). Faisal, sosok antagonis bagi supporter lawan yang paling ngangenin ini juga memberikan pelukan bagi para pemain Aspac sekaligus memberi semangat. Kemenangan Aspac menjadi juara NBL season 2013/2014 juga mensejajarkan mereka dengan SM Britama yang telah meraih juara 2 kali.
 
Sekali lagi selamat untuk Aspac Jakarta!!! The Real Champion of NBL, and also champion in my heart. Sukses untuk pertandingan mewakili Indonesia di ajang FIBA Asia di China mendatang :))

~END~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar